Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Cahaya Hikmah DwiNA

Aku yang harus pergi lebih dulu dari kalian. Doa terbaik mengiringi kepergianku nanti untuk kalian sahabat yang selalu ada untukku. Kalian rekan yang paling mengerti sekaligus kakak yang pandai memperlakukanku penuh cinta. Suatu saat aku akan rindu suasana ini. Suatu pagi aku akan mengenang masa menyambut mentari dalam balutan kasih dan panggilan lembut untuk menghadap-Nya bersama kalian. Keriuhan menjelang keberangkatan kita ke kantor, kebersamaan kita ke kantor, kepulangan kita dari kantor, kelezatan menikmati makan malam yang selalu ala kadarnya yang penting tidak lapar dan bahagia (ini lebay) hingga keautisan kita mengurus diri masing-masing selepas Isya adalah memori yang mungkin akan susah hilang nantinya. Ratih yang ‘gila’ sekali dengan buku dan menghabiskan waktu malamnya di kamar untuk membaca buku atau menonton film kesukaannya, siap-siap saja sepulang dari kantor tidak ada lagi teman yang membersamaimu membeli sayur dan lauk apa yang akan kalian santap untuk makan malam da

Doa Pagi

Allah, jadikan ikhlasku bagai susu. Tak campur kotoran, tak disusup darah. Murni, bergizi, menguati. Langit ridha, bumi terilhami. Allah, jadikan dosa mendekatkanku pada-Mu dengan taubat nashuha. Jadikan ibadah tak menjauhkanku dari-Mu gara-gara membangga. Allah, untuk tanah nan gersang jadikan aku embun pada paginya, awan teduh bagi siangnya, dan rembulan menghias malamnya. Allah, jika aku harus berteman khawatir, jadikan ia dzikirku mengingat-Mu. Allah, jika aku harus berteman rasa takut, jadikan ia penghalang dari mendurhakai-Mu. Allah, jika aku harus berkawan gelisah, jadikan ia titik mula amal-amal saleh menjemput keajaiban menenangkan. Allah, jadikan semua gejolak di dalam hatiku mengantarku mendekat pada ridha dan surga-Mu. Allah, berkahi tiap kata yang mengalir dari ujung jemari ini menebar kebaikan, mencantikkan kebenaran, menggerakkan perbaikan. Allah, luruskanlah lisanku dalam kebenaran, indahkan tuturku dengan kesantunan, jadikan yang mendengar terbimbingkan. Allah

Sepuluh Filosofi Jawa

1. Urip Iku Urup (Hidup itu nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik). 2. Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak). 3. Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (Segala sifat keras hati, picik, angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati, dan sabar). 4. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpa Bondho (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan; Kaya tanpa didasari kebendaan). 5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu). 6. Ojo Gumunan, Ojo Getunan, ojo Kagetan, ojo Aleman (

Bermalam di Surga

Buku Bermalam di Surga ini merupakan salah satu usaha dari seorang saleh untuk mengingatkan kita tentang siapa kita dan ke mana tujuan hidup kita sebenarnya. Perenungan-perenungan yang menggugah keimanan, kisah para salafus shalih yang menggetarkan, serta nasihat-nasihat singkat dan menyentak kesadaran yang tertuang dalam buku ini mampu menyegarkan kembali iman kita yang mungkin mulai terpikat dengan dunia. Pembahasan-pembahasan yang singkat dan langsung menghujam pada inti dalam setiap bab menjadi pilihan penulis dengan harapan setiap Muslim, khususnya yang memiliki waktu sempit, dapat membaca dan memetik hikmah dari buku ini meskipun hanya sempat membaca satu atau dua halaman setiap malamnya. Buku ini berisi 182 pokok bahasan dan setiap bahasan hanya terdiri dari 2-4 halaman saja. Berikut beberapa di antara judul-judul pokok bahasan dalam buku ini. 1.Apakah Kamu Ingin Sukses 2.Kebaikan Menyelamatkan dari Neraka 3.Dosa yang Diangkat dan Dosa yang Menghinakan 4.Siapa yang Mau Mem

Ghirah-Cemburu karena Allah

Ghirah bukan hanya milik orang Islam yang sering dicap fanatik oleh bangsa Barat karena kebertahanannya dalam menjaga muruah pada diri, keluarga, maupun agamanya. Namun, ghirah atau syaraf (Arab) juga milik setiap jiwa manusia, bahkan masing-masing daerah atau negara memiliki istilah sendiri untuk menyebutnya. Ghirah juga milik Mahatma Gandhi—yang terkenal berpemahaman luas dan berprikemanusiaan tinggi—yang sampai bersedia melakukan apa saja untuk mencegah adik Yawaharlal Nehru, Viyaya Lakshmi Pandit, dan anaknya, Motial Gandhi, keluar dari agama Hindu. Ghirah atau cemburu ada dua macam, yakni terhadap perempuan dan agama. Jika adik perempuanmu diganggu orang lain, lalu orang itu kamu pukul, pertanda padamu masih ada ghirah. Jika agamamu, nabimu, dan kitabmu dihina, kamu berdiam diri saja, jelaslah ghirah telah hilang dari dirimu. Jika ghirah atau siri—dalam bahasa orang Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja—tidak dimiliki lagi oleh bangsa Indonesia, niscaya bangsa ini akan mudah dijaj

Jejak-Jejak Cinta

Ketidakharmonisan kehidupan rumah tangga sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari karena beberapa hal. Masalah yang paling mendasar adalah krisis akhlak dalam diri setiap pasangan yang memengaruhi cara mereka berkomunikasi dan menjalani peran sebagai suami atau istri sebagaimana mestinya. Searah atau tidaknya tujuan awal menikah juga nantinya akan memengaruhi kebahagiaan rumah tangga. Padahal, kata orang menanti jodoh adalah seperti menanti sebuah angkutan umum yang belum jelas kapan tibanya dan bagaimana kondisinya. Demikianlah dalam cinta dan pernikahan. Mungkin tak pernah ada lelaki atau perempuan sempurna yang hadir dalam hidup kita. Semua serba penuh dengan kekurangan. Namun, selama arahnya sama dengan yang kita tuju, lebih pantas untuk kita nikahi daripada menikahi orang yang tampak sempurna tetapi kenyataannya membawa kita pada arah yang salah. Apa yang menjadi kekurangannya biarlah kita perbaiki bersama sepanjang perjalanan cinta dan pernikahan kita. Kelak yang membahagi