Langsung ke konten utama

Masih belum Seberapa


Pengabdian selama 32 hari di Desa Tugu Utara memberikan banyak pelajaran bagi saya dan teman-teman. Awal yang cukup berat dengan beberapa permasalahan di RT.06 yang menjadi tempat pengabdian bagi kami kelompok empat dan tujuh. Lima hari pertama yang kami isi dengan assessment mengajarkan kepada kami bagaimana bersosialisasi dengan masyarakat dengan baik agar kami bisa diterima dengan baik dari awal hingga akhir. Dari assessment kami juga mengetahui budaya dan adat warga setempat (Sunda). Sebelum mengikuti K2N Tematik UI 2013 saya hanya mengetahui  budaya Jawa, jadi bersyukur sekali bisa mengikuti program ini.
Kesan lain yang muncul pada diri saya, yaitu lebih meegetahui tentang beberapa hal, seperti bagaimana cara melakukan advokasi dengan baik, apa itu TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang awalnya saya belum paham benar dengan seluk beluknya, bagaimana mengelola sampah dengan baik dan sebagainya. Adanya Program K2N Tematik UI 2013 sangat berarti bagi diri saya pribadi untuk lebih peduli dengan lingkungan, terutama sampah dan cara memilahnya. Pentingnya memilah sampah organik dan anorganik juga saya dapatkan di sini  sebagai bukti dan contoh kepada masyarakat bahwa kami melakukannya demi terciptanya lingkungan yangbersih terutama sungai yang tanpa sampah, karena peran kami di sana sebagai rolemodel bagi anak-anak dan warga. Salah sedikit pun kami dalam bertindak akan mereka tiru dan menimbulkan salah kaprah.
Cinta kepada anak-anak sudah tumbuh sejak awal kami bermain sambil belajar dengan mereka. Dari situlah kami sadar bahwa anak-anak merupakan media utama yang mampu mengajak orang tua untuk hidup bersih, sehat, dan peduli dengan lingkungan termasuk Sungai Ciliwung. Rasa sayang kami begitu besar pada mereka layaknya adik sendiri. Dari mereka kami lebih paham tentang arti kebersamaan dan rasa ingin tahu yang begitu tinggi. Entah bagaimana caranya mereka bisa cepat akrab dengan kami dan menurut dengan apa yang kami minta.
Air mata yang mereka tumpahkan saat kepergian kami mencerminkan rasa kehilangan mereka terhadap kami yang sudah lama berbaur dengan mereka. Tanpa rasa cinta dan saling menghargai, isak tangis tak akan tumpah di  desa yang banyak turis dari negeri Timur Tengah itu.
Selain senang kenal dengan warga dan anak-anak yang begitu luar biasa, saya juga senang bisa tinggal selama sebulan dengan teman-teman K2N Tematik yang memiliki kemampuan luar biasa dan bersikap baik antarsesama. Tanpa rasa peduli, tenggang rasa, saling menghormati, dan cinta kami tidak akan bisa bertahan tinggal bersama. untungnya, semua rasa itu ada. Tim kerja yang super hebat menjadikan program kerja yang kami rencanakan berhasil di lapangan berkat kerja keras kami. Rapat pagi, siang, dan malam yang saya rindukan saat ini membentuk pribadi diri yang lebih berani mengutarakan pendapat di depan umum. Masih banyak hal lain yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu tentang apa saja yang saya rasakan selama mengikuti program ini.
Terima kasih untuk Kak Choi yang sudah sabar menghadapi kerewelan kami. Rasa cinta yang kakak berikan layaknya seorang ibu yang selalu melindungi anaknya dari bahaya. Bagi kami Kak choi adalah the best pendamping yang sangat perhatian. Maaf jika selama ini kami punya banyak salah ya. Demikian juga Kak Pipin, tak pandang bulu dalam memperhatikan kami, baik itu anak Rt.06 maupun Rt.02 yang didampinginya. Kakak-kakak berdua memang sosok yang mementingkan keadilan. Terima kasih juga untuk teman-teman Tugu Utara atas kerja sama yang sudah terbangun selama ini semog tidak terputus, nantinya. Terima kasih juga untuk panitia yang selalu memperhatikan kami dan mendukung kinerja kami selama ini. Beruntung rasanya bisa mengikuti  K2N Tematik UI 2013. Tak ada kecewa maupun sedih muncul dari diri saya pribadi. Terima kasih J
Pesan/Masukan untuk K2NT selanjutnya       :
-          Sistem lebih diperjelas lagi
-          Adanya penjelasann mengenai medan yang nantinya akan didatangi
-          Penyusunan program perkelompok kalau bisa tidak dilakukan H-1 sebelum keberangkatan
-          Tanggal kepulangan sudah jelas sebelum keberangkatan
-          Keadaan tempat tinggal sudah jelas untuk mempermudah peserta dalam menyiapkan barang-barang logistik yang harus mereka bawa
-          Ada masukan konten apa saja yang harus ada pada program-program

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Seberapa Berani Anda Membela Islam"

Judul : Seberapa Berani Anda Membela Islam Penulis : Na’im Yusuf Tebal Buku : 288 Halaman Penerbit : Maghfirah Pustaka Tahun Terbit : 2016 Orang-orang yang beriman harus sadar bahwa kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kebatilan akan selalu bertentangan. Untuk itu, dibutuhkan orang-orang yang beriman yang menyadari posisinya. Demikianlah juga dengan keteguhan hati, jihad, dan kekuatan jiwa harus dimiliki agar kita sebagai umat Islam bisa melepaskan diri dari konspirasi yang telah dirancang untuk menghancurkan Muslim dan membasmi asas ajaran Islam dari akar-akarnya. Kemuliaan yang sebenarnya, yakni jika keberanian bersemayam dalam diri seorang Muslim, yang mana ia akan menolak kehidupan yang hina, tidak mau dilecehkan dan direndahakn dalam keadaan apa pun. Melalui buku yang berisi 13 karakter pemberani ini, penulis menguraikan dengan rinci mengenai ciri-ciri seorang pemberani, bagaimana agar menjadi pemberani, bentuk-bentuk keberanian, dan tantangan yang harus dihadapi par

Cahaya Hikmah DwiNA

Aku yang harus pergi lebih dulu dari kalian. Doa terbaik mengiringi kepergianku nanti untuk kalian sahabat yang selalu ada untukku. Kalian rekan yang paling mengerti sekaligus kakak yang pandai memperlakukanku penuh cinta. Suatu saat aku akan rindu suasana ini. Suatu pagi aku akan mengenang masa menyambut mentari dalam balutan kasih dan panggilan lembut untuk menghadap-Nya bersama kalian. Keriuhan menjelang keberangkatan kita ke kantor, kebersamaan kita ke kantor, kepulangan kita dari kantor, kelezatan menikmati makan malam yang selalu ala kadarnya yang penting tidak lapar dan bahagia (ini lebay) hingga keautisan kita mengurus diri masing-masing selepas Isya adalah memori yang mungkin akan susah hilang nantinya. Ratih yang ‘gila’ sekali dengan buku dan menghabiskan waktu malamnya di kamar untuk membaca buku atau menonton film kesukaannya, siap-siap saja sepulang dari kantor tidak ada lagi teman yang membersamaimu membeli sayur dan lauk apa yang akan kalian santap untuk makan malam da

Ghirah-Cemburu karena Allah

Ghirah bukan hanya milik orang Islam yang sering dicap fanatik oleh bangsa Barat karena kebertahanannya dalam menjaga muruah pada diri, keluarga, maupun agamanya. Namun, ghirah atau syaraf (Arab) juga milik setiap jiwa manusia, bahkan masing-masing daerah atau negara memiliki istilah sendiri untuk menyebutnya. Ghirah juga milik Mahatma Gandhi—yang terkenal berpemahaman luas dan berprikemanusiaan tinggi—yang sampai bersedia melakukan apa saja untuk mencegah adik Yawaharlal Nehru, Viyaya Lakshmi Pandit, dan anaknya, Motial Gandhi, keluar dari agama Hindu. Ghirah atau cemburu ada dua macam, yakni terhadap perempuan dan agama. Jika adik perempuanmu diganggu orang lain, lalu orang itu kamu pukul, pertanda padamu masih ada ghirah. Jika agamamu, nabimu, dan kitabmu dihina, kamu berdiam diri saja, jelaslah ghirah telah hilang dari dirimu. Jika ghirah atau siri—dalam bahasa orang Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja—tidak dimiliki lagi oleh bangsa Indonesia, niscaya bangsa ini akan mudah dijaj