Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Ayah, Anak-Anak Membutuhkanmu

Ayah dan Bunda, mungkin di antara kita yang beranggapan bahwa tugas Ayah hanya menafkahi keluarga. Ada juga yang beranggapan bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab Bunda. Sehingga, banyak Ayah yang menghabiskan waktunya di luar rumah untuk bekerja dan bekerja. Sepulang kerja pun, Ayah lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah bersama teman-temannya. Bahkan, saat pulang Ayah tidak mau diganggu Bunda dan buah hatinya. *0-2 Tahun Kondisi itu berbeda dengan jika kita sudah memahami ilmu parenting. Ayah pasti langung berperan ketika buah hatinya lahir,khususnya ketika ia mulai mengenal suara. Peran Ayah pun semakin besar dengan tumbuh kembang anak. Apalagi ketika sang anak sudah mempunyai adik. Saat itu, AYAH SUDAH MEMPUNYAI IKATAN EMOSIONAL YANG KUAT DENGAN ANAK yang lebih tua untuk meminimalkan rasa cemburu. Sebab, perhatian Bunda kini lebih fokus ke adiknya yang baru lahir. *2-4 Tahun Mulai usia dua tahun, AYAH HARUS LEBIH SERING BERMAIN DENGAN BUAH HATI. Dalam hal ini

MEMBERI UANG PADA ANAK, BOLEHKAH?

Ayah dan Bunda, mungkin banyak di antara kita yang melakukan kesalahan tanpa sadar ketika mendidik buah hati. Salah satunya adalah mendidik anak mencintai uang atau memberinya uang dengan cara yang sangat mudah tanpa usaha dan lelah. Sehingga ketika dewasa, ia tidak memahami nilai uang tersebut. Ia pun akan menggunakan untuk hal-hal yang tidak penting. Jika uangnya menipis, ia akan mendapatkannya lagi dengan cara apa pun, tidak peduli halal atau haram. Nah, selain kesalahan di atas, ada juga kesalahan-kesalahan yang mungkin pernah kita lakukan. Misalnya: 1. MEMBERI UANG SAKU HARIAN/MINGGUAN/BULANAN UNTUK ANAK KECIL. Jika telat diberikan, anak akan menagih seakan itu adalah haknya. 2. MEMBERI UANG JIKA ANAK MARAH ATAU SEDIH. Dengan melakukannya, kita seakan-akan membeli kesenangan anak dengan uang. 3. MENERIMA UANG SETIAP KALI ADA SAUDARA YANG BERKUNJUNG. Termasuk budaya angpau yang diberikan saat Hari Raya. Karena menjadi kebiasaan rutin dan tanpa diberi pemahaman, anak akan selal

TIPS MENGGUNAKAN BUKU BERKERTAS TIPIS

Hai, Buk... kaliankah yang sedang berkeinginan agar si kecil tidak mudah merobek buku-buku tipis yang jenis kertasnya tipis? Kalo iya, yuk, simak pengalamanku selama sekitar 2,5 tahun ini bergelut dengan jenis buku yang harganya ramah di kantong itu. Tapi, sebelumya saya mau cerita dulu yaa. Yang sudah bosen boleh berhenti sampai sini, tapi sayang ga sih, bukannya buibuk tipe orang yang pantang menghentikan sesuatu yang telah kita mulai sebelum kelar? Wkwkwkwwk. Berangkat dari kondisi kantong yang masih pas-pasan sejak Rafif (2,5 th) bayi saya sudah mengenalkan buku-buku tipis. Hehe karena saat itu masih beraat sekali untuk membeli buku-buku tebel atau lebih dikenal dengan boardbook yang harga satu setnya aduhai. Namun, saya juga tidak memungkiri buku-buku itu sungguh bagus isi dan kondisi fisiknya. Tahan lama jugak. Ingin hanyalah ingin, daripada saya stress menuntut diri untuk memiliki buku-buku bergengsi itu, nekatlah saya dan suami mulai membeli buku buat Rafif demi terlahirlah ge