Langsung ke konten utama

Bermalam di Surga

Buku Bermalam di Surga ini merupakan salah satu usaha dari seorang saleh untuk mengingatkan kita tentang siapa kita dan ke mana tujuan hidup kita sebenarnya. Perenungan-perenungan yang menggugah keimanan, kisah para salafus shalih yang menggetarkan, serta nasihat-nasihat singkat dan menyentak kesadaran yang tertuang dalam buku ini mampu menyegarkan kembali iman kita yang mungkin mulai terpikat dengan dunia.
Pembahasan-pembahasan yang singkat dan langsung menghujam pada inti dalam setiap bab menjadi pilihan penulis dengan harapan setiap Muslim, khususnya yang memiliki waktu sempit, dapat membaca dan memetik hikmah dari buku ini meskipun hanya sempat membaca satu atau dua halaman setiap malamnya.
Buku ini berisi 182 pokok bahasan dan setiap bahasan hanya terdiri dari 2-4 halaman saja. Berikut beberapa di antara judul-judul pokok bahasan dalam buku ini.
1.Apakah Kamu Ingin Sukses
2.Kebaikan Menyelamatkan dari Neraka
3.Dosa yang Diangkat dan Dosa yang Menghinakan
4.Siapa yang Mau Membeli Air Matamu
5.Jangan Menyerah
6.Kelezatan Akan Sirna dan Dosa Akan Tetap
7.Surga Memanggil Kalian
8.Obat yang Tidak Ada Penyakitnya
9.Tinggalkan Rasa Cemas
10.Apakah Kamu Orang Penting
11.Pemuda Pembuka Kota Yatsrib
12.Jiwa yang Tenang
Harapan penulis, juga kami, kita bisa menghabiskan waktu malam-malam yang penuh berkah bersama keluarga untuk berdiskusi, berbagi, dan mengambil setiap hikmah dari kisah buku ini. Semoga majelis ilmu yang kita ciptakan di dalam rumah menghadirkan generasi-generasi yang mencintai Allah dan Allah pun mencintai mereka dan mengumpulkan seluruh anggota keluarga kelak di taman surga.


Back Cover:
Surga adalah tempat terakhir yang menjadi tujuan setiap Muslim. Untuk meraihnya tentu dibutuhkan bekal yang cukup, baik dari segi iman, Islam, maupun akhlak. Dalam menyiapkan bekal, terkadang kita lupa dan terlalu terlena dengan keriuhan dunia. Oleh karena itu, tak salah kiranya jika kita senantiasa membuka hati dan pikiran untuk diingatkan.
Buku Bermalam di Surga ini merupakan salah satu usaha dari seorang saleh untuk mengingatkan kita tentang siapa kita dan ke mana tujuan hidup kita sebenarnya. Perenungan-perenungan yang menggugah keimanan, kisah para salafus shalih yang menggetarkan, serta nasihat-nasihat singkat dan menyentak kesadaran yang tertuang dalam buku ini mampu menyegarkan kembali iman kita yang mungkin mulai terpikat dengan dunia.
Pembahasan-pembahasan yang singkat dan langsung menghujam pada inti dalam setiap bab menjadi pilihan penulis dengan harapan setiap Muslim, khususnya yang memiliki waktu sempit, dapat membaca dan memetik hikmah dari buku ini meskipun hanya sempat membaca satu atau dua halaman setiap malamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Seberapa Berani Anda Membela Islam"

Judul : Seberapa Berani Anda Membela Islam Penulis : Na’im Yusuf Tebal Buku : 288 Halaman Penerbit : Maghfirah Pustaka Tahun Terbit : 2016 Orang-orang yang beriman harus sadar bahwa kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kebatilan akan selalu bertentangan. Untuk itu, dibutuhkan orang-orang yang beriman yang menyadari posisinya. Demikianlah juga dengan keteguhan hati, jihad, dan kekuatan jiwa harus dimiliki agar kita sebagai umat Islam bisa melepaskan diri dari konspirasi yang telah dirancang untuk menghancurkan Muslim dan membasmi asas ajaran Islam dari akar-akarnya. Kemuliaan yang sebenarnya, yakni jika keberanian bersemayam dalam diri seorang Muslim, yang mana ia akan menolak kehidupan yang hina, tidak mau dilecehkan dan direndahakn dalam keadaan apa pun. Melalui buku yang berisi 13 karakter pemberani ini, penulis menguraikan dengan rinci mengenai ciri-ciri seorang pemberani, bagaimana agar menjadi pemberani, bentuk-bentuk keberanian, dan tantangan yang harus dihadapi par

Ghirah-Cemburu karena Allah

Ghirah bukan hanya milik orang Islam yang sering dicap fanatik oleh bangsa Barat karena kebertahanannya dalam menjaga muruah pada diri, keluarga, maupun agamanya. Namun, ghirah atau syaraf (Arab) juga milik setiap jiwa manusia, bahkan masing-masing daerah atau negara memiliki istilah sendiri untuk menyebutnya. Ghirah juga milik Mahatma Gandhi—yang terkenal berpemahaman luas dan berprikemanusiaan tinggi—yang sampai bersedia melakukan apa saja untuk mencegah adik Yawaharlal Nehru, Viyaya Lakshmi Pandit, dan anaknya, Motial Gandhi, keluar dari agama Hindu. Ghirah atau cemburu ada dua macam, yakni terhadap perempuan dan agama. Jika adik perempuanmu diganggu orang lain, lalu orang itu kamu pukul, pertanda padamu masih ada ghirah. Jika agamamu, nabimu, dan kitabmu dihina, kamu berdiam diri saja, jelaslah ghirah telah hilang dari dirimu. Jika ghirah atau siri—dalam bahasa orang Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja—tidak dimiliki lagi oleh bangsa Indonesia, niscaya bangsa ini akan mudah dijaj

Cahaya Hikmah DwiNA

Aku yang harus pergi lebih dulu dari kalian. Doa terbaik mengiringi kepergianku nanti untuk kalian sahabat yang selalu ada untukku. Kalian rekan yang paling mengerti sekaligus kakak yang pandai memperlakukanku penuh cinta. Suatu saat aku akan rindu suasana ini. Suatu pagi aku akan mengenang masa menyambut mentari dalam balutan kasih dan panggilan lembut untuk menghadap-Nya bersama kalian. Keriuhan menjelang keberangkatan kita ke kantor, kebersamaan kita ke kantor, kepulangan kita dari kantor, kelezatan menikmati makan malam yang selalu ala kadarnya yang penting tidak lapar dan bahagia (ini lebay) hingga keautisan kita mengurus diri masing-masing selepas Isya adalah memori yang mungkin akan susah hilang nantinya. Ratih yang ‘gila’ sekali dengan buku dan menghabiskan waktu malamnya di kamar untuk membaca buku atau menonton film kesukaannya, siap-siap saja sepulang dari kantor tidak ada lagi teman yang membersamaimu membeli sayur dan lauk apa yang akan kalian santap untuk makan malam da