Langsung ke konten utama

Doa Pagi

Allah, jadikan ikhlasku bagai susu. Tak campur kotoran, tak disusup darah. Murni, bergizi, menguati. Langit ridha, bumi terilhami.
Allah, jadikan dosa mendekatkanku pada-Mu dengan taubat nashuha. Jadikan ibadah tak menjauhkanku dari-Mu gara-gara membangga.
Allah, untuk tanah nan gersang jadikan aku embun pada paginya, awan teduh bagi siangnya, dan rembulan menghias malamnya.
Allah, jika aku harus berteman khawatir, jadikan ia dzikirku mengingat-Mu.
Allah, jika aku harus berteman rasa takut, jadikan ia penghalang dari mendurhakai-Mu.
Allah, jika aku harus berkawan gelisah, jadikan ia titik mula amal-amal saleh menjemput keajaiban menenangkan.
Allah, jadikan semua gejolak di dalam hatiku mengantarku mendekat pada ridha dan surga-Mu.
Allah, berkahi tiap kata yang mengalir dari ujung jemari ini menebar kebaikan, mencantikkan kebenaran, menggerakkan perbaikan.
Allah, luruskanlah lisanku dalam kebenaran, indahkan tuturku dengan kesantunan, jadikan yang mendengar terbimbingkan.
Allah, ilhamkan kebajikan di tiap huruf yang terucap, lahirkan amal tuk setiap kata yang terbicara, alirkan pahala tiada putusnya.
Allah, jangan henti rindu pada Nabi-Mu menyala syahdu agar akhlak teladannya merembesi tingkahku.
Allah, jangan henti gelegak neraka menyergap menggiriskan di tiap hasrat nista dan goda kemaksiatan.
Allah, jangan henti baying surga-Mu melekati mata, di tiap niat dan kesempatan amal saleh nan terbuka.
Allah, jangan henti keesaan-Mu terteguh di jiwaku, sebab kuasa dan rezeki-Mu juga tak sedetik pun berpisah dariku.
Allah, jangan henti bimbingmu-Mu menuntunku, selama jantung berdenyut selalu, semasih Kau hembuskan napas dalam paru.
Allah, jangan henti kasih-Mu mengguyuriku, hingga santun budiku menebar rasa sayang, bahkan membalik penentang jadi pejuang.
Allah, jangan henti keagungan-Mu tertaut dalam nyali, hingga kuhadapi segala yang aniaya dengan gagah dan berani.
Allah, jangan henti kemuliaan-Mu menyusupi syaraf-syarafku hingga tiap ilmu jadi amal, tiap hasrat baik jadi akhlak terlaku.
Allah, jangan henti penjagaan-Mu mengarus dalam darahku hingga setan tak beroleh tempat dalam alirannya menderu.
Allah, jangan henti rasa malu pada-Mu menyumsum di tulangku, mengurat di ototku hingga semua gerak dalam ridha-Mu.
Allah, jangan henti keindahan-Mu mengilhamkan senyum dan cerah di wajahku, agar pergaulanku semanis madu.
Allah, jangan henti kebenaran-Mu tertambat di akal dan lisanku, terpancar dalam sikap, terjuang di tiap kalimat.
Allah, jangan henti nama-Mu menyapa hati dan jiwa, dengan gigil takut, gerisik harap, dan getar cinta.
Aamiin.

By: Salim A. Fillah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Seberapa Berani Anda Membela Islam"

Judul : Seberapa Berani Anda Membela Islam Penulis : Na’im Yusuf Tebal Buku : 288 Halaman Penerbit : Maghfirah Pustaka Tahun Terbit : 2016 Orang-orang yang beriman harus sadar bahwa kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kebatilan akan selalu bertentangan. Untuk itu, dibutuhkan orang-orang yang beriman yang menyadari posisinya. Demikianlah juga dengan keteguhan hati, jihad, dan kekuatan jiwa harus dimiliki agar kita sebagai umat Islam bisa melepaskan diri dari konspirasi yang telah dirancang untuk menghancurkan Muslim dan membasmi asas ajaran Islam dari akar-akarnya. Kemuliaan yang sebenarnya, yakni jika keberanian bersemayam dalam diri seorang Muslim, yang mana ia akan menolak kehidupan yang hina, tidak mau dilecehkan dan direndahakn dalam keadaan apa pun. Melalui buku yang berisi 13 karakter pemberani ini, penulis menguraikan dengan rinci mengenai ciri-ciri seorang pemberani, bagaimana agar menjadi pemberani, bentuk-bentuk keberanian, dan tantangan yang harus dihadapi par

Ghirah-Cemburu karena Allah

Ghirah bukan hanya milik orang Islam yang sering dicap fanatik oleh bangsa Barat karena kebertahanannya dalam menjaga muruah pada diri, keluarga, maupun agamanya. Namun, ghirah atau syaraf (Arab) juga milik setiap jiwa manusia, bahkan masing-masing daerah atau negara memiliki istilah sendiri untuk menyebutnya. Ghirah juga milik Mahatma Gandhi—yang terkenal berpemahaman luas dan berprikemanusiaan tinggi—yang sampai bersedia melakukan apa saja untuk mencegah adik Yawaharlal Nehru, Viyaya Lakshmi Pandit, dan anaknya, Motial Gandhi, keluar dari agama Hindu. Ghirah atau cemburu ada dua macam, yakni terhadap perempuan dan agama. Jika adik perempuanmu diganggu orang lain, lalu orang itu kamu pukul, pertanda padamu masih ada ghirah. Jika agamamu, nabimu, dan kitabmu dihina, kamu berdiam diri saja, jelaslah ghirah telah hilang dari dirimu. Jika ghirah atau siri—dalam bahasa orang Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja—tidak dimiliki lagi oleh bangsa Indonesia, niscaya bangsa ini akan mudah dijaj

Cahaya Hikmah DwiNA

Aku yang harus pergi lebih dulu dari kalian. Doa terbaik mengiringi kepergianku nanti untuk kalian sahabat yang selalu ada untukku. Kalian rekan yang paling mengerti sekaligus kakak yang pandai memperlakukanku penuh cinta. Suatu saat aku akan rindu suasana ini. Suatu pagi aku akan mengenang masa menyambut mentari dalam balutan kasih dan panggilan lembut untuk menghadap-Nya bersama kalian. Keriuhan menjelang keberangkatan kita ke kantor, kebersamaan kita ke kantor, kepulangan kita dari kantor, kelezatan menikmati makan malam yang selalu ala kadarnya yang penting tidak lapar dan bahagia (ini lebay) hingga keautisan kita mengurus diri masing-masing selepas Isya adalah memori yang mungkin akan susah hilang nantinya. Ratih yang ‘gila’ sekali dengan buku dan menghabiskan waktu malamnya di kamar untuk membaca buku atau menonton film kesukaannya, siap-siap saja sepulang dari kantor tidak ada lagi teman yang membersamaimu membeli sayur dan lauk apa yang akan kalian santap untuk makan malam da